Proses Pembentukan Biji
Penyerbukan,
atau polinasi (dari bahasa Inggris, pollination cf. pollen, "serbuk sari"), adalah jatuhnya polen (serbuk sari) di kepala putik. kepala putik yang telah masak biasanya mengeluarkan lendir yang mengandung larutan gula
dan zat-zat lain yang diperlukan untuk perkecambahan polen. Jika polen jatuh
diatas kepala putik maka dalam keadaan normal ia akan menyerap cairan yang
dihasilkan oleh putik, kemudian akan menggembung dan berkecambah.
Pada saat itulah salah satu pori pada dinding luar polen akan pecah. Oleh
karena butir polen terus menerus menyerap cairan dari kepala putik maka volume
nya makin bertambah besar dan isi polen (protoplasma+dua buah inti) yang
terbungkus oleh selaput yang tipis dan lunak dapat keluar melalui pori
yang telah pecah sebagai tabung polen ( pollen tube ).
Sebelum
berkecambah, tiap butir polen mengandung dua bbuah inti yang disebut inti
vegetatif dan inti generatif. Pada waktu mulai berkecambah, inti generatif
(disebut juga inti sperma) membelah diri sehingga dalam tabung polen terdapat
dua buah inti sperma ( sperm nuclei ) dan sebuah inti vegetatif ( tube
nucleus ). Pertumbuhan tabung polen diatur seluruhnya oleh inti vegetatif,
sedangkan tugas dari kedua inti sperma adalah melakukan pembuahan didalam bakal
biji.
Polen yang
berkecambah diatas kepala putik akan tumbuh memanjang kebawah dan masuk kedalam
saluran tangkai putik ( carnalis stylinus ) menuju ruang bakal buah (ovarium)
sampai ujungnya menyentuh kandung embrio (saccus embrionalis ). Dengan
demikian tabung polen harus lebih panjang daripada tangkai putik. Pada umumnya
pertumbuhan tabung polen didalam saluran tangkai putik berjalan lambat. Untuk
mencapai ruag, bakal buah biasanya memerlukan waktu 5-60 jam. Akan tetapi,
kadang-kadang dapat mencapai 5 hari atau lebih.
Pembuahan
Pembuahan terjadi di dalam kandung embrio dari bakal biji yang telah masak
yaitu telah mengandung delapan buah inti (nuclei) , yang letaknya telah
teratur dalam tiga kelompok sebagai berikut:
1. kelompok I, terdiri atas 1 inti sel telur + 2 inti
sinergid, yang didalam kandung embrio terletak dibagian ujung dekat mikropile.
2. kelompok II, terdiri atas 2 inti polar, terletak
dibagian tengah dari kandung embrio.
3. kelompok III, terdiri atas 3 inti antipodal,
terletak dibagian ujung lainnya dari kandung embrio, yaitu pada jarak yang
paling jauh dari inti sel telur atau mikropile (dekat chalaza)
Setelah dapat
masuk kedalam ruang bakal buah, bagian ujung tabung polen bergerak menuju
kearah salah satu bakal biji. Tabung polen dappat menyentuh nuclleus melalui
mikropile, kemudian masuk kedalam jaringan tersebut sampai ujung kandung
embrio. Setelah menyelesaikan tugasnya, inti vegetatif kemudian mati bersama
protoplasma yang berada dalam tabung polen. Sementara itu, kedua inti sperma
telah masuk kedalam kandung embrio untuk melakukan pembuahan. Salah satu inti
sperma meleburkan diri dengan inti sel telur dan menjadi sebuah zigot,sedangkan
inti sperma yang kedua bergabung dengan dua inti polar untuk kemudian membangun
jaringan endosperm. Peleburan diri antara inti sperma dengan inti sel telur
disebut pembuahan ( fertilization ). Peristiwa ini disebut pembuahan ganda
karena didalam kandung embrio terjadi dua macam pembuahan, yaitu antara inti
sperma dengan inti sel telur dan inti sperma dengan kedua inti polar. Tiap
butir serbuk hanya dapat membuahi satu bakal biji. Dengan demikian, bakal buah
yang berisi banyak bakal biji memerlukan banyak butir polen untuk pembuahan.
Pembuahan akan
berjalan lancar bila polen dan inti sel telur dalam keadaan sehat dan subur (fertile).
Polen harus mempunyai daya tumbuh tinggi, sedangkan kepala putik harus
mempunyai mediumyang baikuntuk perkecambahan dan pertumbuhan polen selanjutnya.
Gagalnya pembuahan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu karena polen
dan sel telurnya mandul (sterile) atau polennya tidak sesuai untuk
bergabung dengan sel telur (ketakserasian/ incompatible).
Dalam kandung
embrio, hanya tiga buah inti yang mengambil bagian dalam pembuahan. Lima
inti lainny, yang tidak mengalami pembuahan, akan segera mati setelah proses
pembuahan berakhir. Setelah terjadi pembuahan, bakal buah bersama dengan
bagian-bagian lainnya akan tumbuh menjadi besar sambil mengalami perubahan
bentuk seperti: 1) inti sel telur akan menjadi zigot, 2) dua buah inti polar
menjadi endosperm, 3) inti bakal biji menjadi perisperm (perispermium), 4)
selaput dalam dari bakal biji menjadi kulit biji sebelah dalam (tegmen), 5)
selaput luar dari bakal biji menjadi kulit bakal biji sebelah luar (tessta),
6) bakal biji menjadi biji, 7) daun buah menjadi kulit buah, serta 8) bakal
buah menjadi buah.
Zigot yang
terjadi sebagai hasil peleburan diri antara inti sel telur dengan inti sperma,
kemudian akan tumbuh menjadi embrio. Embrio adalah calon tanaman yang masih
kecil didalam biji dan mempunyai bakal akar (radicula), bakal batang (caucaliculus),
serta bakal tunas (plumula).
Embrio yang
terbentuk dapat mempunyai satu atau dua helai keping (cotyledon), tergantung
jenis tanaman. Pada tanaman yang berkeping dua (dicotyledone), bakal
akarnya dapat tumbuh menjadi akar tunggang. Pada tanaman berkeping satu (monocotyledoneane)
akarnya akan mati pada waktu perkecambahan biji dan sebagai gantinya
terbentuklah sejumlah akar akar serabut yang tumbuh pada pangkal batang.
Sebelum tumbuh
menjadi embrio maka zigot biasanya akan beristirahat selema beberapa waktu
sehingga dalam satu atau dua minggu pertama belum dapat diketahui dengan pasti
apakah pembuahan gagal. Bakal buah yang dalam waktu 3-4 minggu belum
menunjukkan pertumbuhan atau tidak menjadi besar biasanya akan lekas gugur.
Endosperm yang
terjadi karena penggabungan diri antara inti sperma dan dua inti polar.
Kemudian akan membelah berulang kali dan tumbuh menjadi jaringan besar.
Endosperm berisi zat makanan untuk pertumbuhan embrio.
PERKEMBANGAN
ENDOSPERM
Endosperm
tumbuh dan berkembang lebih dahulu dibandingkan pertumbuhan dan perkembangan
embrio. Endosperm kaya akan cadangan makanan. Cadangan makanan tersebut
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada sebagian besar
tumbuhan monokotil, endosperm berisi cadangan makanan yang dapat digunakan
sampai terjadinya perkecambahan. Pada beberapa tumbuhan dikotil, cadangan
makanan diberikan kepada kotiledon (daun biji) sebelum biji tumbuh dan
berkembang lebih lanjut.
PERKEMBANGAN
EMBRIO
Pertumbuhan
dan perkembangan embrio diawali dengan pembelahan zigot secara mitosis
menghasilkan sel basal dan sel terminal. Sel basal berkembang menjadi
suspensor. Suspensor berfungsi sebagai penghubung antara embrio dan kulit bakal
biji, serta mengalirkan nutrien dari tumbuhan induk atau dari endosperm. Sel
terminal berkembang menjadi proembrio yang melekat pada suspensor. Kotiledon
mulai berkembang membentuk tonjolan pada proembrio yang juga diikuti
perkembangan embrio. Embrio berkembang membentuk ujung batang dan ujung akar.
STRUKTUR
BIJI YANG MATANG
Selama
pematangan, biji mengalami pengurangan kandungan air sampai tersisa 5%-15% dari
berat biji. Selanjutnya embrio berhenti berkembang sampai biji mengalami
perkecambahan. Biji yang matang mengandung embrio yang dikelilingi kotiledon,
endosperm, atau keduanya. Biji dilindungi oleh kulit biji.
Tumbuhan
dikotil memiliki dua kotiledon. Pada perkembangan embrio tumbuhan dikotil akan
terbentuk epikotil dan hipokotil. Epikotil terletak di atas kotiledon. Di ujung
epikotil terdapat plumula, yaitu berupa ujung batang dan sepasang calon daun.
Hipokotil terletak di bagian bawah kotiledon. Hipokotil berujung di calon akar
(radikula). Sementara itu, pada tumbuhan monokotil hanya terdapat satu
kotiledon. Kotiledon pada beberapa tumbuhan monokotil disebut skutelum.
Skutelum sangat tipis dan letaknya tertekan oleh endosperm. Skutelum menyerap
nutrien dari endosperm selama perkecambahan. Embrio pada rumput-rumputan
dikelilingi oleh koleoriza dan koleoptil. Koleoriza melindungi calon akar dan
koleoptil melindungi calon batang.
Komentar
Posting Komentar