LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN ACARA III PERSILANGAN MONOHIBRID
LAPORAN
PRAKTIKUM
GENETIKA
TUMBUHAN
ACARA
III
PERSILANGAN
MONOHIBRID
Semester:
Ganjil 2014
Oleh:
Kuswari
Silvany Fatwa
A1L013110/E
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM
PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2014
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sifat-sifat
diwariskan oleh induk kepada keturunanya dan Mendel melakukan suatu model
pewarisan sifat-sifat tersebut yang kebenarannya diakui sampai saat ini yaitu
dengan mengunakan metode matematis yang membantu menganalisis data yang
dihasilkan.Dalam melakukan percobaan tersebut Mendel mengunakan kacang ercis
Mendel menyilangkan ercis varietas biji bulat dengan varietas biji
keriput.Hasil dari persilangan tersebut kemudian disilangkan dengan sesamanya
kemudian didapatkan keturunan kedua. Pada keturunan pertama tidak muncul
ercis keriput, sedangkan pada keturunan kedua ercis keriput muncul,jadi dalam
mengetahui sifat pewarisanharus mengetahui bagaimana gambaran dari pewarisan
sifat yang dilakaukan oleh Mendel. Oleh karena itu pada praktikum kali ini
ialah tentang imitasi perbandingan genetik percobaan mendel dengan tujuan
praktikum ialah mendapatkan gambaran tentang kemungkinan gen yang dibawa oleh
gamet akan bertemu secara accak serta melakukan pengujian lewat tes.
Persilangan
monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu sifat
beda. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau
yang disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, “Pada pembentukan gamet
untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan”. Mendel
pertama kali mengetahui sifat monohybrid pada saat melakukan percobaan
penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga sampai saat ini di
dalam persilangan monohibrid selalu berlaku hukum Mendel I.
B.
Tujuan
Praktikum
kali ini bertujuan untuk membuktikan Hukum Mendel I pada persilangan
monohibrid.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies
yang sama dengan satu sifat beda. Persilangan monohibrid ini sangat
berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segresi. Hukum
ini berbunyi, Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan
disegresikan kedalam dua anakan. Mendel pertama kali mengetahui sifat
monohibrid pada saat melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum
sativum).Sehingga sampai saat ini di dalam persilangan monohibrid selalu
berlaku hukum Mendel I.Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum diketahui sifat
keturunan modern, belum diketahui adanya sifat kromosom dan gen, apalagi asam
nukleat yang membina bahan genetik itu.Mendel menyebut bahan genetik itu hanya
faktor penentu (determinant) atau disingkat dengan faktor. Hukum Mendel I berlaku pada
gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam
lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan
terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet (Yatim,1986).
Penentukan apakah suatu fenomena yang diamati sesuai atau
tidak dengan teori tertentu, perlu dilakukan suatu pengujian dengan melihat
besarnya penyimpangan nilai pengamatan terhadap nilai harapan.Selanjutnya
besarnya penyimpangan tersebut dibandingkan terhadap kriteria model tertentu.
Dalam percobaan persilangan akan dibandingkan frekuensi genotipe yang diamati
terhadap frekuensi harapannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
X2
hitung = ∑(Oi-Ei)2
Ei
Keterangan:
Oi
= nilai pengamatan fenotipe ke – i, Ei = nilai harapan fenotipe ke -i
Suatu
percobaan,jarang ditemukan hasil yang tepat betul, karena selalu saja ada penyimpangan.Yang menjadi masalah ialah berapa
banyak penyimpangan yang masih bisa kita terima.Menurut perhitungan para ahli
statistik tingkat kepercayaan itu adalah 5% yang masih dianggap batas normal
penyimpangan. Untuk percobaan genetika sederhana biasanya dilakukan analisis Chi-squrae
(Nio,tjan, 1990).
Peluang menyangkut derajat kepastian suatu kejadian terjadi
atau tidak.Dalam ilmu genetika, segregasi
dan rekombinasi gen juga didasarkan pada hukum peluang.Rasio
persilangan Heterozigot adalah 3:1 jika sifat tersebut diturunkan secara
dominan penuh.Jika terjadi persilangan
dan hasilnya tidak sesuai dengan teori. Dapat menguji penyimpangan dengan uji Chi-square
degan rumus sebagai berikut:
Keterangan
:
X2
= Chi Quadrat
O
= Observed (nilai pengamatan)
E
= Expected (nilai harapan)
∑
= Sigma ( Jumlah dari nilai-nilai) (Noor,1996)
Seringkali percobaan perkawinan yang dilakukan menghasilkan
keturunan yang tidak sesuai dengan hukum Mendel. Untuk menguji hal ini
digunakan tes X2 atau disebut juga dengan Chi square. Awalnya
tes ini dinamakan test phi (ƒ).Untuk memudahkan mengingatnya dikatakan
test X (Suryo,1984).
Frekuansi gen merupakan pernyataan matematis suatu gen yang
tersebar dalam suatu populasi yang bereproduksi secara seksual. Bagi suatu
lokus genetik yang memiliki produk gena lebih dari satu atau bersifat alelik,
maka frekuensi gen tersebut juga frekuensi alel dari lokus tersebut. Dalam hal
ini perlu diperhatikan bahwa untuk menghitung frekuensi suatu gen atau
frekuensi alel perlu diketahui dulu sebaran genotip dalam populasi yang
diperiksa (Sofro,1992).
Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah
yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotip yang berbeda.Penggunaan
teori ini memungkinkan untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil
tertentu dari persilangan tersebut.Metode chi kuadrat adalah cara yang tepat
kita pakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari hasil
persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teotitis.
Dengan cara ini seorang ahli genetika dapat menentukan satu nilai kemungkinan
untuk menguji hipotesis itu.
Peristiwa yang mungkin tejadi adalah peristiwa saling asing
yaitu peristiwa yang tidak mungkin terjadi bersama-sama.Peristiwa gayut yaitu
peristiwa tidak mempengaruhi terjadinya peristiwa lain.Chi kuadrat adalah uji nyata apakah data
yang diperoleh benar menyimpang dari nisbah yang diharapkan dan tidak secara
betul.Perbandingan yang diharapkan berdasarkan pemisahan hipotesis berdasarkan
pemisahan alel secara bebas (Kusdianti,1986).
III.
METODE PRAKTIKUM
A.
Bahan dan Alat
Bahan
yag digunakan dalam praktikum persilangan monohibrid antara lain biji kedelai,
media tanam (tanah) dan lembar pengamatan. Alat yang digunakan dalam praktikum
persilangan monohibrid yaitu seedbox, dan alat tulis.
B.
Posedur Kerja
1.
Biji
populasi P1, P2, F1, dan F2 ditanam
pada seedbox berisi tanah
2.
Biji
kedelai dibiarkan tumbuh dan berkecambah
3.
Warna
batang yang muncul diamati (putih atau ungu)
4.
Warna
batang biji ditabulasi
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
P1 Grobogan (P1.1) X Muria (P1.2)
HH ( ungu ) hh (
hijau )
Hh
( ungu )
P2 Hh X Hh




Perbandingan
genotip = 1 : 2 : 1
HH : Hh : hh
Perbandingan
fenotip = ungu : hijau
3 : 1
|
Karakteristik yang Diamati
|
∑
|
|
Ungu
|
Hijau
|
||
O
|
10
|
6
|
16
|
E
|
![]() |
![]() |
16
|
![]() |
![]() |
![]() |
4,5
|
![]() |
![]()
=
![]() |
![]()
=
![]() |
0,75
|
X2
|
0,1875
|
0,5625
|
0,75
|
X2 tabel = 3,84 X2
hitung = 0,75
Kesimpulan : X2
hitung (0,75) < X2 tabel (3,84)
Artinya pengujian yang
dilakukan sesuai dengan teori hukum Mendel 1 atau bersifat signifikan.
B.
Pembahasan
Persilangan
monohibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis dengan memperhatikan
satu sifat beda. Misalnya persilangan antara rambutan yang berbuah manis dengan
rambutan yang berbuah masam, persilangan antara ayam berbulu putih dengan ayam
berbuluh hitam, manusia berkulit putih dengan manusia berkulit hitam, dan suami
yang bertubuh tinggi dengan istri yang bertubuh rendah. Persilangan antara
sesamanya dapat digambar- kan dalam bentuk diagram. Diagram tersebut dikenal
sebagai diagram Punnett.
Gregor Johan Mendel
(1822 – 1884 ) disebut juga bapak genetika. Karena melalui percobaannya beliau
dapat meletakkan dasar – dasar ilmu genetika. Dalam percobaannya mendel
menggunakan tanaman kacang kapri atau ercis ( Pisum Sativum ).
Alasannya, tanaman kacang kapri memiliki siklus hidup yang tidak lama, mudah
disilangkan, memiliki bunga sempurna serta tidak memiliki tujuh sifat
yang mencolok. Dengan penelitian menggunakan tanaman kapri tersebut
akhirnya mendel dapat menemukan hukum – hukum genetika yang dikenal dengan
Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II.
HUKUM
MENDEL I “Ketika berlangsung pembentukan gamet pada individu,
akan terjadi pemisahan alel secara bebas’’. Oleh karena itu setiap gamet
mengandung salah satu alel yang dikandung oleh induknya. Hukum mendel
I disebut juga segregasi bebas, dapat dijumpai pada persilangan
monohibrid. Mendel menyilangkan dua individu kacang kapri yang memiliki
satu sifat beda ( monohibrid) yaitu antara kapri berbatang tinggi dengan
berbatang rendah, sifat tinggi dominan terhadap sifat rendah.
Backcross
adalah menyilangkan atau mengawinkan individu hasil hibrida ( F1 )
dengan salah satu induknya. Tujuannya untuk mengetahui genotipe induknya (
parental ). Testcross adalah menyilangkan individu F1 dengan salah satu
induknya yang homozigot resesif, tujuannya untuk mengetahui apakah individu F1
itu homozigot ( galur murni ) atau heterozigot . Intermediat adalah
semidominan atau kodominan)adalah penyilangan dengan satu sifat beda, namun
sifat dominan tidak mampu menutupi sifat resesif sehingga muncul sifat di
antara keduanya.
Praktikum kali ini kami menggunakan kedelai
varietas Grobogan yang disilangkan dengan kedelai varietas Muria. Kedelai
varietas Grobogan mempunyai hipokotil berwarna ungu sedangkan kedelai varietas
Muria mempunya hipokotil yang berwarna hijau. Kedelai
varietas lokal Grobogan telah sejak lama menjadi pilihan petani Jawa Tengah,
khususnya petani Kabupaten Grobogan. Varietas lokal ini mempunyai keunggulan
umurnya lebih pendek, polongnya besar, dan tingkat kematangan polong dan daun
bersamaan, jadi pada saat dipanen daun kedelai sudah rontok. Keunggulan inilah
yang menarik minat peneliti untuk memurnikan varietas ini. Pada tahun 2008, hasil pemurnian populasi lokal
Malabar Grobogan ini dilepas dengan nama varietas Grobogan. Varietas kedelai
dengan potensi hasil 3,40 t/ha ini telah diuji coba dengan rata-rata hasil 2,77
t/ha. Pelepasan pertama kali varietas Muria pada 1987. Terakhir
dihasilkan kedelai varietas Mutiara yang memiliki produktivitas 2,4 ton hingga
4,1 ton per hektar. Varietas Muria memiliki produktivitas 1,8 ton per hektar
dengan kelebihan tahan penyakit karat daun.
Gen adalah unit genetis yang terdapat di dalam
kromosom. Dalam satu kromosom terdapat ribuan bahkan puluhan ribu gen. Gen-gen
tersebut terdapat di dalam DNA dan
merupakan segmen dari DNA yang berperan dalam menentukan sifat individu. Dengan
mikroskop elektron, gen tidak akan nampak melainkan struktur berupa asam
nukleat Deoxyribo Nucleic Acid ( DNA). Oleh karena itu, gen adalah nama
fungsional, sedangkan DNA adalah nama strukturalnya. Di dalam kromosom, gen-
gen menempati suatu lokasi yang spesifik disebut lokus gen. Gen-gen itu
terletak berderet di sepanjang kromosom. Pada tahun 1982, berhasil dilaporkan
letak gen pada kromosom manusia. Suatu sifat dikendalikan oleh sepasang gen.
Anggota dari pasang an gen disebut sebagai alel, dimana satu alel diperoleh
dari induk jantan dan yang lain dari induk betina. Pasangan alel tersebut
merupakan penentu dari suatu sifat. Alel dinyatakan dengan bentuk huruf. Huruf
yang dipilih biasanya huruf terdepan dari sifat yang dominan. Sifat dominan
ditulis dengan huruf kapital. Misalnya, menuliskan sifat manis pada mangga yang
dominan dengan sifat masam, maka alel penentu manis dinyatakan dengan alel M
dan sifat masam dengan alel m. Sifat manis dinyatakan dominan, artinya sifat
manis ditentukan oleh alel dominan M. Apabila alel dominan M berpasangan dengan
alel dominan M, membentuk genotip MM (sifat manis). Namun, jika alel dominan M
berpasangan dengan alel resesif m maka genotipnya Mm (sifat manis).
Genotip mangga masam adalah mm. Mangga dengan genotip MM dan Mm memiliki
fenotip yang sama, yaitu rasanya manis. Mangga dengan genotip mm memiliki
fenotip rasanya masam.
Praktikum kali ini jumlah P1.1 yang
ditanam sebanyak 10 benih dan P1.2 yang ditanam sebanyak 10 benih.
F2 yang ditanam sebanyak 20 benih namun tidak semuanya dapat tumbuh,
terdapat empat benih yang tidak tumbuh.
Hal tersebut dikarenakan media tanam yang terlalu lembab sehingga benih
ditumbuhi jamur dan tidak mampu untuk tumbuh. Seminggu setelah tanam dilakukan
pengamatan.
Hasil persilangan antara kedelai varietas
Grobogan dengan kedelai varietas Muria menghasilkan keturunan F2 yang berwarna
ungu sebanyak 10 tanaman dan hijau sebanyak 6 tanaman. Dari hasil analisis
menggunakan uji chi square didapatkan hasil X2 hitung sebesar 0,75.
Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel maka pengujian
yang dilakukan signifikan atau sesuai dengan teori Hukum Mendel 1. Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x
F1 itu memiliki genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama
pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing
pergi ke satu gamet (Yatim,1986).
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1. Apabila persilangan gen antara gen homozigot dominan
dan homozigot resesif sebagai tetuanya maka akan didapat perbandingan
genotipe 1 : 2 : 1 (1 untuk homozigot dominan : 2 untuk heterozigot : 1 untuk
homozigot resesif). Dan didapat pula perbandingan fenotipe yaitu 3 : 1 (3 untuk
gen yang dominan : 1 untuk gen yang resesif).
2. Dari
hasil analisis menggunakan uji chi square didapatkan hasil X2 hitung
sebesar 0,75. Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel
maka pengujian yang dilakukan signifikan atau sesuai dengan teori Hukum Mendel
1.
B.
Saran
Praktikan dan asisten sudah bekerjasama dengan baik
sehingg praktikum dapat berjalan dengan lancar. Hanya saja screenhouse tempat
dilakukannya penanaman kedelai keadaanya cukup memprihatinkan.
DAFTAR PUSTAKA
Crowder, L. V. 1997. Genetika Tumbuhan. Gajah
Mada University Press. Yogyakarta
Suryati, Dotti. 2011. Penuntun Pratikum Genetika
Dasar. Lab. Agronomi Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Stanfield, W. D. 1991. Genetika Edisi Kedua.
Erlangga. Jakarta.
Suryo. 1983 Genetika.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi.
Erlangga. Jakarta.
Yatim, Wildan. 1980. Genetika.
Tarsito. Bandung.
Komentar
Posting Komentar