DASAR-DASAR ILMU TANAH
TUGAS TERSTRUKTUR
DASAR-DASAR ILMU TANAH
Disusun Oleh:
Nama
: Kuswari Silvany Fatwa
NIM
: A1L013110
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2014
1.
Tanah terdapat di mana-mana, tetapi kepentingan orang terhadap
tanah berbeda-beda. Seorang ahli geologi menganggap tanah sebagai sesuatu
yang tidak berguna karena menutupi
barang-barang tambang yang dicarinya. Menurut Dokuchaev, tanah adalah suatu benda fisis yang
berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang meruakan bagian
paling atas kulit bumi.
Dalam pertanian, tanah diartikan
lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya tanaman darat. Tanah berasal dari
pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan organic dan organism
(vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya. Selain itu di
dalam tanah terdapat pula udara dan air.
2.
Ilmu yang mempelajari proses-proses pembentukan tanah beserta
factor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survai tanah, dan cara-cara
pengamatan tanah di lapangan disebut pedologi.
Dalam hal ini tanah dipandang sebagai suatu benda alam yang dinamis dan tidak
secara khusus dihunbungkan dengan pertumbuhan tanaman. Walaupun demikian
penemuan-penemuan dalam bidang pedologi akan
sangat bermanfaat pula dalam bidang pertanian maupun nonpertanian seperti
pembuatan bangunan.
Apabila tanah dipelajari dalam hubungannya dengan tumbuhan tanaman
disebut edhapologi. Dalam hal ini
dipelajari sifat-sifat tanah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman serta
usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah bagi
pertumbuhan tanaman seperti pemupukan, pengapuran dan lain-lain.
3.
BAHAN-BAHAN PENYUSUN TANAH
Telah disebutkan bahwa tanah tersusun dari empat bahan utama,
yaitu: bahan mineral, bahan organik, air
dan udara. Bahan-bahan penyusun tanah tersebut jumlahnya masing-masing
berbeda untuk setiap jenis tanah ataupun setiap lapisan tanah. Pada tanah
lapisan atas yang baik untuk pertumbuhan tanaman lahan kering (bukan sawah)
umumnya mengandung 45% (volume) bahan mineral, 5% bahan organik, 20-30% udara,
20-30% air.

1.
Bahan Mineral
Bahan mineral dalam tanah berasal
dari pelapukan batu-batuan. Oleh karena itu, susunan mineral di dalam tanah
berbeda-beda sesuai dengan susunan mineral batu-batuan yang dilapuk. Batuan
dapat dibedakan menjadi batuan beku atau batuan vulkanik (dari gunung berapi)
batuan endapan (sedimen) dan batuan metamorfosa.
-
Batuan beku (igneuous rock)
Batuan beku (igneuous rock) dibentuk oleh proses
solidifikasi magma cair yang berasal dari dalam bumi. Mereka disebut plutonic,
jika magma itu membeku jauh di bawah tanah; intrusive, jika solidifikasi
berlangsung sedang; extrusif, jika solidifikasi pada permukaan bumi. Contoh:
granit, syenit, basalt, andesit, diabase dan garbo.
-
Batu endapan
Batu endapan
terbentuk dari konsolidasi endapan-endapan yang berakumulasi melalui angin atau
air pada permukaan bumi. Jika batu-batuan itu terbentuk dari sedimen mekanis
disebut elastic, yang lain terbentuk memalui reaksi kimia, terbentuk endapan
dari larutan. Contoh yang penting adalah batuan kapur, batuan pasir, batuan
debu, shale, conglomerate, dan batuan pasir berkapur.
-
Batuan metamorfosa
Batuan
metamorfosa dihasilkan dari transformasi batuan baku atau endapan di bawah
pengaryuh suhu, tekanan, cairan, ataupun gas aktif. Contoh yang penting adalah
gneiss dari granit, slate dari shale, marmer dari batuan kapur, schiat dari
shale, dan quartzite dari batuan pasir.
Batuan vulkanik di Indonesia umumnya
terdiri dari mineral-mineral yang banyak mengandung unsure hara tanaman sedang
batuan endapan terutama endapan tua (telah diendapkan berjuta tahun lamanya)
dan metamorfosa umumnya mengandung mineral-mineral yang rendah unsur haranya.
Bahan mineral dalam tanah dapat
dibedakan menjadi:
1.
Fraksi tanah halus (fine
earth fraction) yang berukuran < 2 mm
2.
Fragmen batuan (rock fragmen)
yang berukuran 2 mm sampai ukuran horisontalnya lebih kecil dari sebuah
pedon.
Bahan mineral di dalam tanah yang
termasuk fraksi tanah halus terdapat dalam berbagai ukuran yaitu:
Pasir 50 µ - 2 mm
Debu 2 – 50 µ
Liat < 2
Bahan mineral yang lebih besar dari 2 mm (fragmen batuan) terdir
dari kerikil, kerakal atau batu.
Selain itu mineral
tanah dapat dibedakan menjadi mineral primer dan mineral sekunder. Mineral
primer adalah mineral yang bersal langsung dari batuan yang dilapuk sedang
mineral sekunder adalah mineral bentukan baru yang terbentuk selama proses
pembentukan tanah berlangsung. Mineral primer umumnya terdapat dalam
fraksi-fraksi pasir dan debu, sedang mineral sekunder umumny terdapat dalam
fraksi liat.
beberapa jenis
mineral sekunder (mineral liat) yang sering ditemukan dalam tanah anatar lain
kaolinit, haloisit, montmorilonit, gibsit (Al oksida), Fe oksida dan lain-lain.
Mineral liat besar pengaruhnya terhadap sifat-sifat kimia maupun sifat-sifat
fisik tanah seperti kapasitas tukar kation, daya mengembang dan mengerut tanah
dan lain-lain.
2.
Bahan organic
Bahan organik umumnya ditemukan di
permukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-5 persen, tetapi
pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Sumber primer bahan
organic adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, bunga, dan
buah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkat ke
lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah. Tumbuhan tidak saja sumber
bahan organic tanah, tetapi sumber bahan oranik dari seluruh makhluk hidup.
Sumber sekunder bahan organic adalah
binatang. Fauna atau binatang terlebih dahulu harus menggunakan bahan organic
tanaman. Setelah itu barulah binatang menyumbangkan pula bahan organiknya.
Berbeda sumber bahan organic tanah
tersebut akan berbeda pula pengaruh yang disumbangkannya ke dalam tanah. Hal
itu berkaitan erat dengan komposisi atau susunan dari bahan organic tersebut.
Pengaruh
langsung bahan organic pada tumbuhan.
Pengaruh langsung
senyawa organi sebetulnya dapat diabaikan sekiranya kemudian tidak ditemukan
beberapa zat tumbuh dan vitamin dapat diserap langsung dan dapat merangsang
pertumbuhan tanaman. Dulu dianggap orang bahwa hanya asam amino, alanin dan
glisin yang diserap tanaman. Serapan senyawa N tersebut ternyata relative
rendah dari pada bentuk N lainnya.
Pengaruh
bahan organic pada cirri fisika tanah
a.
Kemampuan menahan air meningkat
b.
Warna tanah menjadi coklat hingga hitam
c.
Merangsang granulasi agregat dan memantapkannya
d.
Menurunkan plastisitas, kohesi dan sifat buruk lainnya dari liat
Pengatuh
bahan organk pada kimia tanah
a.
Meningkatkan daya serap dan kapasitas tukar kation
b.
Kation yang mudah dipertukarkan meningkat
c.
Unsure N, P, S diikat dalam bentuk organic atau dalam tubuh mikro
organisme, sehingga terhindar dari pencucian, kemudian tersedia kembali
d.
Pelarutan sejumlah unsure hara dari mineral oleh asam humus
Pengaruh
bahan organic pada biologi tanah
a.
Jumlah dan aktivitas metabolic organism tanah meningkat
b.
Kegiatan jazad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organic juga
meningkat
Humus
dan pembentukannya
Humus adalah
senyawa kompleks yang agak resisten terhadap pelapukan, berwarna coklat,
amorfus, bersifat koloidal, dan berasal dari jaringan tumbuhan atau binatang
yang telah dimodifikasikan atau disistesikan oleh berbagai jazad mikro.
1.
Komposisi humus
Komposisi humus adalah sebagai berikut:
a.
Lignin berikatan dengan N
b.
Minyak, lemak, dan resin
c.
Uronida dan karbon uronida
d.
Polisakarida berikatan N (amino-polisakarida)
e.
Protein dan liat
2.
Sifat dan ciri humus
Sifat humus
sebetuknya juga cukup kompleks sesuai dengan penyusunnya. Namun, secara umum
sifat dan cirri humus adalah sebagai berikut:
a.
Bersifat koloidal seperti liat, tetapi amorfus
b.
Luas permukaan dan daya serap jauh melebihi liat
c.
Kapasitas tukar kation (KTK) 150 – 300 me/100 g, litany hanya 8 –
100 me/100 g
d.
Daya serap air 80 – 90 % dari bobotnya, liat hanya 15 – 20 %
e.
Daya kohesi dan plastisitasnya rendah, sehingga mengurangi sifat
lekat dari liat dan membantu granulasi agregat tanah
f.
Misel humus tersusun dari lignin, poliuronida dan protein liat yg
didampingi oleh C, H, O, N, S, P dan unsure lainnya
g.
Muatan negative berasal dari gugus –COOH dan –OH yang tersembul di
pinggiran di mana ion H dapat digantikan oleh kation lain
h.
Mempunyai kemampuan meningkatkan unsure tersedia seperti Ca, Mg,
dan K
i.
Merupakan sumber energy jazad mikro
j.
Memberikan warna gelap pada tanah
Di bidang pertanian, top soil mempunyai peranan yang sangat penting karena di lapisan itu
terkonsentrasi kegiatan-kegiatan mikroorganisme yang secara alami
mendekomposisi serasah pada permukaan tanah yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesuburan tanah. Banyak kalangan lazim menyebut top soil
ini adalah lapisan humus.
Tanah gambut adalah tanah yang
terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan sehingga mempunyai kadar bahan organik yang
sangat tinggi. Tanah ini berkembang terutama di daerah dalam kondisi anaerob
(tergenang). Tanah gambut pada umumnya mempunyai derajat kemasaman yang sangat
tinggi sebagai akibat tingginya kandungan asam organik. Nilai pH tanah berkisar
antara 3-5. Kadar nitrogen sangat rendah dibandingkan dengan kadar karbon,
hingga nilai perbandingan C/N menjadi sangat tinggi, yang menunjukkan sangat
lambatnya proses pelapukan berlangsung. Gambut terbentuk dari serasah organik
yang terdekomposisi secara anaerobik dimana laju penambahan bahan organik
(humifikasi) lebih tinggi daripada laju dekomposisinya.
4.
Faktor Pembentuk Tanah
a. Iklim
Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi rosess pembentukan
tanah terutama ada 2, yaitu suhu dan curah hujan.
1. Suhu / temperatur
Suhu akan berpengaruh terhadap proses
pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan
berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula.
2. Curah hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah,
sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah
menjadi rendah).
b. Organisme (vegetasi, jasad
renik/mikroorganisme)
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan
tanah dalam hal:
1. Membuat proses pelapukan baik pelapukan
organik maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan organi merupakan pelapukan yang
dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi
merupakan pelaukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh
air.
2. Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan
akan menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk
di permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad
renik/mikroorganisme yang ada di salam tanah.
3. Pengaruh vegetasi terhadap sifat-sifat tanah
sangat nyata terjadii si daerah beriklim sedang seperti di eropa dan amerika.
Vegetasi hutan dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah
hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi tumput membentuk tanah berwarna
hitam karena banyak kandungan bahan organis yang berasal dari akar-akar dan
sisa-sisa rumput.
4. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada
tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan
memberi unsur-unsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya
tanah di bawah pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di
bawah pohon jati.
c. Bahan Induk
Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku,
batuan sedimen (endapan), dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur
menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah.
Tanah yang terdapat dipermukaan bumi sebagian
memperlihatkan sifat (terutama sifat kima) yang sama dengan bahan induknya.
Bahan induknya masih terlihat misalnya tanah berstruktur pasir berasal dari
bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan mineral bahan
induk akan memepengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi di atasnya.
d. Topografi/Relief
Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi:
1. Tebal atau tipisnya lapisan tanah
Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit
lapisan tanahnya lebih tipis karen tererosi, sedangkan lapisan tanah di daerah
datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.
2. Sistem drainase/pengaliran
Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang
tanahnya menjadi asam.
e. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah,
akibat pelaukan dan pencucian terus-menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi
semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara teah habis
mengalami pelapukan sehingga tinggal minerl yang sukar lapuk seerti kuarsa.
Karena proses embentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah
berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
Tanah muda ditandai oleh proses pembentukan tanah yang
masih tampak percampura antara bahan organik dan bahan mineral atau masih
tampak struktur bahan induknya. Contoh tanah muda adalah tanah aluvial,
regosol, dan litosol.
Tanah dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut
sehingga tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses
pembentukan horison B. Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol, grumosol.
Tanah tua proses pembentukan tanah berlangsung lebih
lanjut sehingga terjadi proses perubahan-perubahan yang nyata pada horison A
dan B. Akibatnya terbentu horison A1, A2, A3, B1, B2, B3. Contoh tanah pada
tingkat tua adalah jenis tanah podsolik dan latosol tua (leterit).
Lamanya waktu pembentukan tanah berbeda-beda. Bahan induk
vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memerlukan waktu 100 tahun untuk
membentuk tanah muda, dan 1000-10000 tahun untuk membentuk tanah dewasa.
5.
Proses Pembentukan Tanah
Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan
bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses
pembentukan tanah dikenal sebagai “pedogenesis”. Proses yang unik ini membentuk
tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai
horison tanah. Setiap horison tanah menceritakan mengenai asal dan
proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tanah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Nurjhajati, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu
tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu
Tanah. Akademika Presindo. Jakarta.
Seryowati, Ayu. 2009. Pedosfer-
Faktor-Faktor Pembentuk Tanah. Ayusetyowati.wordpress.com/2009/11/28/peosfer-faktor-faktor-pembentuk-tanah/
Komentar
Posting Komentar