LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI ACARA VI KLASIFIKASI IKLIM UNTUK BIDANG PERTANIAN


LAPORAN PRAKTIKUM
AGROKLIMATOLOGI

ACARA VI
KLASIFIKASI IKLIM UNTUK BIDANG PERTANIAN



 






SEMESTER GANJIL
2012/2013

Oleh :


LAHAN                     : TEGALAN
ANGKATAN             : 7
ROMBONGAN        :

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
PURWOKERTO
2012
A.    TUJUAN

Tujuan praktikum pada acara VI adalah :
1.    Menetapkan kelas iklim suatu daerah berdasarkan data curah hujan suatu stasiun cuaca menurut Schmidth – Ferguson, dan menurut Oldeman.
2.    Menetapakan keadaan iklim berdasrkan kelas iklim menurut Schmidth – Ferguson, dan menurut Oldeman.

B.     BAHAN DAN ALAT
Bahan yang digunakan terdiri atas data curah hujan 10 tahun beberapa cuaca (data dibagikan pada saat praktikum). Alat yang digunakan adalah mesin hitung
(kalkualtor).

C.    PROSEDUR KERJA

1.    Disediakan data curah hujan bulanan dari berbagai daerah di indonesia selama 10 tahun
2.    Dialakukan pengklasifikasian data dengan mencari banyak Bulan Basah (BB) , Bulan Kering (BK)
3.    Dengan menggunakan ketentuan klasifikasi iklim menurut Schmidth-Fergusson dan Oldeman ditentukan klasifikasi iklim  pada masing-masing daerah







D.    HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      HASIL
TERLAMPIR
2.      PEMBAHASAN
Unsur-unsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas merupakan dasar utama dari klasifikasi iklim yang dilakukan oleh para pakar atau institut relevan. Unsur iklim yang sering dipakai adalah suhu dan curah hujan (presipitasi). Unsur iklim yang lain seperti cahaya dan angin sangat jarang digunakan sebagi dasar klasifikasi iklim.
Klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik, yang didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk kegunaan dibidang pertaniaan, penerbangan atau kelautan. Klasifikasi iklim yang spesifik sesuai dengan kegunaannya ini tetap menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi dengan hanya memilih data tentang unsur atau unsur-unsur iklim yang relevan, yang secara langsung akan mempengaruhi aktifitas atau objek dalam bidang-bidang tersebut (Lakitan, 2002).
Pada hakikatnya kegunaan klasifikasi iklim adalah suatu metode untuk memperoleh suatu efisiensi informasi dalam bentuk yang umum dan sederhana. Karena itu, analisis statistik unsur-unsur iklim dapat dilakukan untuk menjelaskan dan memberi batas pada tipe-tipe iklim secara kuantitatif, umum dan sederhana. Tiap klasifikasi dibuat berdasarkan tujuan tertentu dari pembuatnya, dengan luas cakupan wilayahnya mulai dari yang terbatas (lebih kecil dari negara) sampai yang luas (regional atau dunia). Sehingga dalam menggunakan klasifikasi iklim perlu diperhatikan beberapa hal yang menjadi perhatian (Handoko, 1983).

1.        Klasifikasi Iklim Schmidth-Ferguson
Cara perhitungan jumlah pembagian iklim menurut Schmidth-Ferguson berdasarkan perhitungan jumlah bulan-bulan terkering dan bulan-bulanbasah setiap tahun kemudian dirata-rata. Unutk menentukan bulan basah dan bulan kering dengan menggunakan metode Mohr. Menurut Mohr suatu bulan dikatakan:
Bulan Kering   (BK)  : bulan dengan hujan < 60
Bulan Lembab (BL)  : bulan dengan hujan antara 60-100 mm
Bulan Basah    (BB)  : bulan dengan hujan > 100 mm
Penentuan iklim Schmidth-Ferguson dapat ditentukan atau dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Makin besar nilai Q, berarti iklimnya semakin kering dan semakin kecil nilai Q, iklim semakin basah. Schmidth-Ferguson menggolongkan tipe-tipe iklim sebagai berikut.
Tipe Iklim
Kriteria

A (Sangat Basah)
0 < Q < 0,143
B (Basah)
0,143 < Q < 0,333
C (Agak Basah)
0,333 < Q < 0,600
D (Sedang)
0,600 < Q < 1,000
E (Agak Kering)
1,000 < Q < 1,670
F (Kering)
1,670 < Q < 3,000
G (Sangat Kering)
3,000 < Q < 7,000
 H (Luar Biasa Kering)
7,000 < Q

2.        Klasifikasi Iklim Oldeman
Seperti halnya metode Schmidth-Ferguson, metode Oldeman hanya menggunakan unsur curah hujan sebagai dasar klasifikasi iklim. Bulan basah dan bulan kering secara berturut-turut dihubungkan dengan pertanian untuk daerah-daerah tertentu. Untuk menentukan bulan basah dan bulan keringnya dengan syarat sebagai berikut.
Bulan Basah (BB)     : Bulan dengan rata-rata curah hujan > 200 mm
Bulan Lembab (BL)  : Bulan dengan rata-rata curah hujan 100-200 mm
Bulan Kering (BK)    : Bulan dengan rata-rata curah hujan < 100 mm
            Adapun tipe-tipe iklim menurut Oldeman yang digolongkan sebagai berikut.
Tipe Utama
Bulan Basah Berturut-turut
A
B
C
D
E
> 9
7 – 9
5 – 6
3 – 4
< 3
Sub divisi
Bulan Kering Berturut-turut
1
2
3
4
< 2
2 – 3
4 – 6
> 6

a.       Fungsi Klasifikasi Iklim
Mengetahui penggolongan karakter iklim dalam suatu wilayah tertentu dan menetapkan pembagian jenis iklim ditinjau dari segi unsur yang mendukung terutama presipitasi dan suhu. Unsur lain seperti angin, sinar matahari, atau perubahan tekanan ada kemungkinan merupakan unsur aktif untuk tujuan khusus.

b.      Manfaat Klasifikasi Iklim
1)      Untuk memudahkan mempelajari iklim
2)      Untuk memudahkan mengambil kebijakan
3)      Untuk membuat suatu kesimpulan dari data yang di peroleh
4)      Untuk memetakkan suatu pola di dalam ketidak teraturan
Unsur iklim yang sering dan menarik untuk dikaji di Indonesia adalah curah hujan, karena tidak semua wilayah Indonesia mempunyai pola hujan yang sama. Diantaranya ada yang mempunyai pola munsonal, ekuatorial dan lokal. Pola hujan tersebut dapat diuraikan berdasarkan pola masing-masing. Distribusi hujan bulanan dengan pola monsun adalah adanya satu kali hujan minimum. Hujan minimum terjadi saat monsun timur sedangkan saat monsun barat terjadi hujan yang berlimpah. Monsun timur terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus yaitu saat matahari berada di garis balik utara. Oleh karena matahari berada di garis balik utara maka udara di atas benua Asia mengalami pemanasan yang intensif sehingga Asia mengalami tekanan rendah. Berkebalikan dengan kondisi tersebut di belahan selatan tidak mengalami pemanasan intensif sehingga udara di atas benua Australia mengalami tekanan tinggi. Akibat perbedaan tekanan di kedua benua tersebut maka angin bertiup dari tekanan tinggi (Australia) ke tekanan rendah (Asia) yaitu udara bergerak di atas laut yang jaraknya pendek sehingga uap air yang dibawanyapun sedikit.

c.       Persebaran Curah Hujan di Indonesia
Pola umum curah hujan di Indonesia antara lain dipengaruhi oleh letak geografis. Secara rinci pola umum hujan di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:
1)      Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak daripada pantai sebelah timur.
2)      Berdasarkan datayang ada, curah hujan di Indonesia bagian timur lebih besar daripada Indonesia bagian barat. Sebagai contoh, deretan pulau-pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT yang dihubungkan oleh selat-selat sempit, jumlah curah hujan yang terbanyak adalah Ambon.
3)      Curah hujan juga bertambah sesuai dengan ketinggian tempat. Curah hujan terbanyak umumnya berada pada ketinggian antara 600 - 900 m di atas permukaan laut.
4)      Di daerah pedalaman, di semua pulau musim hujan jatuh pada musim pancaroba. Demikian juga halnya di daerah-daerah rawa yang besar.
5)      Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak DKAT.
6)      Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke timur seperti:
a)      Curah hujan terbanyak terjadi pada saat bulan Januari.
b)      Ujung Pandang yang letaknya ke timur mendapat hujan terbanyak pada bulan Januari.
c)      Palu (Sulawesi Tengah) mendapat curah hujan yang paling sedikit.
Ada beberapa daerah yang mendapat curah hujan sangat rendah dan ada pula daerah yang mendapat curah hujan tinggi:
a.       Daerah yang mendapat curah hujan rata-rata per tahun kurang dari 1000 mm, yaitu Melolo (NTT) dan Palu (Sulteng).
b.      Daerah yang mendapat curah hujan antara 1000 - 2000 mm per tahun, yaitu Singaraja (NTB), Rembang (Jateng), Mojokerto (Jatim), Madiun (Jatim), Donggala (Sulteng), Tg. Karang (Sumsel), Tg, balai (Sumut), dan Seribu Dolok (Sum).
c.       Daerah yang mendapat curah hujan antara 2000 - 3000 mm per tahun, yaitu Surakarta (Jateng), Banyumas (Jateng), Rantau Panjang (Kaltim), Jayapura (Papua), Ujung Pandang, Polewali, Kutacana, Sidikalang.
d.      Daerah yang mendapat curah hujan tertinggi lebih dari 3000 mm per tahun, yaitu di daerah Lahat (Sumsel), Pontianak (Kalbar), dan Ambon.
Menurut klasifikasi Schmidth-Ferguson, curah hujan di Indonesia selama 10 tahun dari tahun 1982 hingga 1991 yatu di daerah Wanadadi dengan tipe iklimnya daerah basah karena Q = 24,44 %, artinya jika Q kisaran 14,4 – 33,3 itu adalah tipe iklim daerah basah.


E.       KESIMPULAN
1.      Dalam menentukan tipe iklim dalam suatu daerah harus memerlukan data curah hujan bulanan paling sedikit 10 tahun.
2.      Kelas iklim beberapa daerah berdasarkan data curah hujan menurut Schmidth-Ferguson: Bukateja (B), Kalmpok (C), Krikil (C), Wanadadi (B), Banjarnegara (B), dan Wonosobo (B).
3.      Kelas iklim menurut Oldeman berdasarkan data curah hujan beberapa daerah adalah E4, D4, E3, D3, C3, E2, D2, C3, B2, E2, D1, C1, B1, A1, E4, E2, D3, C1, D2, D1, dan C1.
4.      Keadaan iklim menurut Schmidth-Ferguson :
Bukateja (Basah), Kalmpok (Basah), Krikil (Agak Basah), Wanadadi (Basah), Banjarnegara (Basah), dan Wonosobo (Basah).





















DAFTAR PUSTAKA
Handoko, 1983. Klimatologi Dasar, Landasan Pemahaman Fisika Atmosfer dan Unsur-Unsur Iklim. IPB. Bogor.
Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-Dasar Klimatologi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Riski, Prayoga. 2012. Sistem Klasifikasi Schmidth-Ferguson. Http://reskioga.blogspot.com/2012/10/sistem-klasifikasi-schmidt-ferguson.html, Diakses pada tanggal 17 Desember 2012.
Stasiun Klimatologi. 2011. Klasifikasi Iklim Schmidth-Ferguson. Http://staklimlasiana.blogspot.com/2011/05/klasifikasi-iklim-schmidt-ferguson.html. Diakses pada tanggal 17 Desember 2012.

Komentar

  1. Top 10 Casinos in New Jersey
    1. Golden Nugget Casino: Golden Nugget Hotel & Casino · 2. Atlantic 해외안전놀이터 City moonpay Hotel 해외야구 & Casino: The Water Club Hotel · 3. William Hill: 오늘 뭐 먹지 룰렛 Caesars 실시간 바카라 사이트 Casino Hotel & Spa

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN ACARA V PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL

Pusat Penyebaran Tanaman menurut Vavilov